Kerajaan Aceh
a. Letak Geografis
Letak geografis terletak di Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional saat itu.
b. Kehidupan politik
Corak pemerintahan Aceh adalah pemerintahan sipil dan pemerintahan atas dasar agama. Pendiri kerajaan Aceh adalah Mudzaffar Syah. Raja yang pernah memerintah kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah, Sultan Salahudin, Sultan Alauddin Riayat, Sultan Iskandar Muda,Sultan Iskandar Thani.
c. Kehidupan ekonomi
Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat. Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah-daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di daerah itu.
d. Kehidupan sosial
Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang terpenting adalah lada.
e. Kehidupan budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karanganNuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatinkarya Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya sastra lainnya, seperti Hikayat Prang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.
f. Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514.
2. Letaknya strategis di pintu gerbang pelayaran internasional.
3. Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang baik.
4. Aceh kaya akan tanaman lada.
5. Aceh bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis.
6. Para pedagang Islam memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.
g. Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629).
2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap.
3. Permushan antara kaum muda.
4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar