BEIJING _ Berbeda dengan negara-negara lainnya, China disebut enggan membantu korban Topan Haiyan diFilipina. Pemerintah China hanya mengirim bantuan dana sebesar USD100 ribu atau setara dengan Rp1,161 miliar (Rp11.610 per USD).
Jumlah itu kalah jauh dibandingkan bantuan dana dari Amerika Serikat (AS) yang sebesar USD20 juta atau setara dengan Rp232,2 miliar. Sikap "pelit" China diduga terkait sengketa kedua negara di Laut China Selatan.
"Walupun tetap menawarkan bantuan, jumlahnya yang kecil memperlihatkan hubungan buruk kedua negara," ujar pengamat hubungan internasional dari Universitas Hong Kong, Joseph Cheng, seperti dikutip Reuters, Rabu (13/11/2013).
Cheng menyesalkan enggannya China membantu Filipina. Menurutnya, sikap tersebut akan merusak reputasi China di dunia.
"Kepemimpinan China telah melewati kesempatan baik untuk menunjukkan posisinya sebagai negara besar," lanjut Cheng.
Ketidakpuasan juga muncul dalam negeri China. Surat kabar Global Post mengkritik keras kebijakan China soal bencana Topan Haiyan. Padahal, Golobal Post merupakan media milik pemerintah.
"China sebagai negara besar yang bertanggung jawab harus ikut membantu operasi kemanusiaan di Filipina. Tidak perduli hubungan kita dengannya baik atau buruk," tulis Global Post.
Pemerintah China sendiri membantah enggan membantu Filipina. Mereka mengaku masih mengawasi perkembangan situasi untuk memberi tambahan bantuan.
"Kami bersedia menambah bantuan yang kami berikan jika situasi mengharuskan," tutur Juru Bicara KementerianLuar Negeri China, Qin Gang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar