Kamis, 14 November 2013

Remaja Laki-laki Berotot Bisa Hidup Lebih lama

Berita Satu












Otot yang lemah ternyata sama seperti obesitas dan hipertensi, dapat meningkatkan risiko kematian dini.
Sebuah studi terkini menemukan, bahwa otot seorang remaja laki-laki ternyata dapat memprediksi berapa lama ia hidup.
Kesimpulan ini didapat setelah para ahli dari Swedia melacak lebih dari satu juta remaja laki-laki selama 24 tahun. Alhasil mereka menemukan, bahwa kekuatan otot yang rendah -- kaki dan otot lengan yang lemah - meningkatan risiko kematian dini.
Dari hasil penelitian itulah mereka percaya, bahwa kekuatan otot mencerminkan kebugaran tubuhnya secara umum.
Namun para ahli menekankan, bahwa temuan tersebut tidak berarti membangun otot lantas membuat hidup Anda bisa lebih lama.
Pengaruh otot yang lemah bagi kebugaran dan kesehatan tubuh, lanjut mereka, ternyata mirip dengan faktor risiko kematian dini, seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
Ketika para peneliti memperhitungkan faktor-faktor risiko yang lebih dikenal, mereka menemukan hubungan antara kematian dini dengan kekuatan otot peserta yang diamati.
Dalam penelitian tersebut juga ditemukan, bahwa anak laki-laki berusia 16-19 tahun yang memiliki tingkat kekuatan otot terendah memiliki risiko tertinggi meninggal sebelum mereka mencapai usia pertengahan 50-an.
Sementara laki-laki bertubuh kurus dan gemuk, kata para ahli, mempunyai nasib buruk yang sama dalam hal harapan hidup jika mereka memiliki otot yang lemah. Sedangkan lelaki kekar lebih memiliki peluang bertahan hidup yang lebih baik bahkan jika mereka kelebihan berat badan.
Beranjak dari temuan itulah, Profesor Stephen Evans, dari The London School of Hygiene and Tropical Medicinepara menyarankan, agar di usia berapa pun anak laki-laki harus aktif secara fisik untuk risiko berbagai penyakit di kemudian hari.
"Selain itu, mereka juga harus menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan, serta meningkatkan konsentrasinya di sekolah," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar